Peranan

Dia tersenyum dalam luka yang menganga
Perih, tidak ada kata yang mampu menjelaskannya
Dia tertawa dalam kebingungan peran
Peranan yang tidak pernah ingin ia mainkan

Dia tersenyum dalam sengatan kata-kata
Hatinya layaknya pisau yang selalu diasah
Jantungnya memang masih berdegup kencang
Namun hatinya dibalut dengan jahitan-jahitan tajam

Dia tertawa dalam heningnya
Menyaksikan panggung sandiwara yang begitu mewah
Memainkan peranannya memang hal mudah
Hanya perlu berlagak baik-baik saja

Kata peranan lain, coba katakan apa maumu!
Jangan seperti duri dalam daging
Kau diam namun menusuk
Kau diam namun berlari

Untaian kataku telah habis rupanya
Semua kejujuran yang kau anggap duri itu sudah hilang sekarang
Kau kira semudah itu menjadi duri dalam daging?
Andai aku tega, aku sudah melakukannya dari dulu

Mengapa juga aku harus berlari
Ketika aku tahu, aku bisa menjadi duri yang ganas
Merobek daging dan tulangmu
Lalu menyaksikanmu merintih kesakitan

Berkali-kali aku sudah bilang menyerah
Berkali-kali juga kamu bilang bertahan
Bukankah kita sudah tahu bahwa kita tidak searah?
Jadi untuk apa aku bertahan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hugo Münsterberg

Semut dan Belalang

Generasi Muda dengan Pergerakan Dinamis Teknologi Informasi