Mouth
"Mouth" dalam bahasa Indonesia berarti mulut. Mulut adalah salah satu organ vital menurut saya. Karena dari mulut, orang-orang disekitar kita dapat menjauh atau malah mendekat. Mulut juga adalah salah satu alasan dari hati yang berbahagia maupun hati yang senang. Ada pepatah yang mengatakan "Mulutmu, harimaumu". Hal tersebut benar adanya.
Saya memfilosofikan orang-orang yang tidak mau bertutur kata dengan baik adalah orang-orang yang memiliki masalah dalam mulutnya, lebih tepatnya mulutnya bermasalah dalam hal 'bau' (bau mulut). Karena setiap perkataan yang dikeluarkannya hanya akan menimbulkan masalah dengan orang lain, menyakiti orang lain, dan mengurangi berkat kepada diri-nya sendiri. Orang-orang dengan ciri seperti ini adalah orang-orang yang tidak mau berusaha untuk mengenal lingkungannya sendiri, memposisikan keberadaannya, menyesuaikan konteks pembicaraan dengan baik. Manusia bukannya tidak mampu melakukan hal tersebut, namun manusia tidak mau melakukannya. Ada baiknya, jika memang mengeluarkan perkataan, pikirkanlah matang-matang sebelum di katakan kepada orang lain. Karena tidak semua orang adalah tipe yang sabar ketika dia menerima hal yang menyakitkan dari perkataan, ada orang yang sangat emosian dan sensitif terhadap perkataan orang lain. Sebelum berbicara, bercanda, apapun itu yang berhubungan dengan mengeluarkan perkataan, baiknya ucapkan dengan bijaksana, dan usahakan semua yang dikeluarkan dari perkataan adalah hal yang bermanfaat bukan hal yang sia-sia.
Seperti ada pepatah mengatakan, "Tong Kosong Nyaring Bunyinya". Orang yang memiliki kualitas di dalam dirinya, di dalam pemikirannya, tidak akan mengeluarkan hal-hal yang sia-sia. Ia akan dengan bijaksana, ramah, sopan, santun, mengeluarkan perkataan demi perkataan dari mulutnya. Tidak seperti orang yang sembarangan bicaranya, mencerminkan bahwa dirinya tidak berkualitas, karena semua perkataannya hanya membawa masalah sepanjang masa. Ia akan terus berbicara, mengucapkan hal-hal tanpa makna yang bermanfaat dan hanya menghabiskan waktu serta emosi untuk mendengarkannya berbicara.
Untuk itu, bijak-bijaklah memilah mana yang harus dikeluarkan mana yang harus di pendam karena hal tersebut memang tidak perlu diungkapkan, tidak memiliki manfaat sama sekali. Kecerdasan seseorang akan terlihat dari perkataannya yang berkualitas. Kini, title hanyalah sebuah title. Tidak dapat menentukan kualitas diri seseorang. Namun perkataan mampu membuktikannya. Perkataan juga mampu membuktikan kualitas hati seseorang. Hati yang baik tidak akan mau berkata-kata kasar dan menyakitkan. Sementara hati yang buruk akan senantiasa melakukan tindakan dan perkataan orang-orang yang bodoh, gemar menusuk hati orang lain dengan tanduknya sendiri.
Saya memfilosofikan orang-orang yang tidak mau bertutur kata dengan baik adalah orang-orang yang memiliki masalah dalam mulutnya, lebih tepatnya mulutnya bermasalah dalam hal 'bau' (bau mulut). Karena setiap perkataan yang dikeluarkannya hanya akan menimbulkan masalah dengan orang lain, menyakiti orang lain, dan mengurangi berkat kepada diri-nya sendiri. Orang-orang dengan ciri seperti ini adalah orang-orang yang tidak mau berusaha untuk mengenal lingkungannya sendiri, memposisikan keberadaannya, menyesuaikan konteks pembicaraan dengan baik. Manusia bukannya tidak mampu melakukan hal tersebut, namun manusia tidak mau melakukannya. Ada baiknya, jika memang mengeluarkan perkataan, pikirkanlah matang-matang sebelum di katakan kepada orang lain. Karena tidak semua orang adalah tipe yang sabar ketika dia menerima hal yang menyakitkan dari perkataan, ada orang yang sangat emosian dan sensitif terhadap perkataan orang lain. Sebelum berbicara, bercanda, apapun itu yang berhubungan dengan mengeluarkan perkataan, baiknya ucapkan dengan bijaksana, dan usahakan semua yang dikeluarkan dari perkataan adalah hal yang bermanfaat bukan hal yang sia-sia.
Seperti ada pepatah mengatakan, "Tong Kosong Nyaring Bunyinya". Orang yang memiliki kualitas di dalam dirinya, di dalam pemikirannya, tidak akan mengeluarkan hal-hal yang sia-sia. Ia akan dengan bijaksana, ramah, sopan, santun, mengeluarkan perkataan demi perkataan dari mulutnya. Tidak seperti orang yang sembarangan bicaranya, mencerminkan bahwa dirinya tidak berkualitas, karena semua perkataannya hanya membawa masalah sepanjang masa. Ia akan terus berbicara, mengucapkan hal-hal tanpa makna yang bermanfaat dan hanya menghabiskan waktu serta emosi untuk mendengarkannya berbicara.
Untuk itu, bijak-bijaklah memilah mana yang harus dikeluarkan mana yang harus di pendam karena hal tersebut memang tidak perlu diungkapkan, tidak memiliki manfaat sama sekali. Kecerdasan seseorang akan terlihat dari perkataannya yang berkualitas. Kini, title hanyalah sebuah title. Tidak dapat menentukan kualitas diri seseorang. Namun perkataan mampu membuktikannya. Perkataan juga mampu membuktikan kualitas hati seseorang. Hati yang baik tidak akan mau berkata-kata kasar dan menyakitkan. Sementara hati yang buruk akan senantiasa melakukan tindakan dan perkataan orang-orang yang bodoh, gemar menusuk hati orang lain dengan tanduknya sendiri.
Komentar
Posting Komentar