Pejuang Nafkah Kehidupan
Langit seolah mendung
Melihatnya, berarak kian kemari
Ditarik angin tanpa arah yang pasti
Karena sayap tidak lagi dapat menyibakkan angin
Tulang-tulangnya kian melemah
Nafasnya terengah-engah
Keringanya bercucuran tanpa henti
Menatap langit yang tak jua teduh
Sorot matanya mulai sayu
Badannya terlihat amat letih
Diusianya yang sudah tua
Ia paksakan untuk tetap berlari
Lalu lintas berlalu-lalang didepan matanya
Banyak orang yang melirik tanpa peduli
Bagi mereka para pejuang nafkah tidaklah lagi penting
Karena kini mereka ada di kursi nyaman
Tanpa merasakan sakitnya sengatan sang matahari
Dinginnya udara malam yang menghancurkan tulang
Wahai daun yang tertiup angin
Dan embun yang tercipta sehabis hujan
Berilah kehangatan layaknya matahari terhadap bumi
Berilah kekuatan menghadapi kejamnya dunia
Dunia yang semakin tajam mengiris nasib kehidupan
Sinar sang bulan yang semakin redup tertelan langit malam
Ditengah pahitnya hidup, izinkanlah kami menerima keadilan
Jangan biarkan kami mati hanya meninggalkan tulang
Perjuangan kami tidak dapat di tanyakan dengan kata
Tidak dapat dijawab dengan keringat yang telah mengering
Perjuangan kami hanya dapat dijawab oleh senyum orang tersayang
Dan pelukan hangat Sang Maha Kuasa.
Komentar
Posting Komentar