Garis Batas

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlahan menggangguku
Terkadang setiap tanyanya mengukir luka
Terkadang setia jawabannya menciptakan sebuah garis
Garis batas yang membentengi setiap manusia

Di dalam garis yang pertama, aku melukiskan keindahan
Keindahan kata-kata yang selalu ada dalam diri manusia
Di dalam garis yang selanjutnya aku mulai mengalami kesulitan
Karena gambar yang menurutku indah adalah suatu kesalahan

Aku berusaha menguak semua teka-tekimu
Berjalan seperti lantunan melodi dalam lagu kehidupan
Tapi apalah dayaku..seorang penulis amatir
Keberanianku dalam menulis nyatanya merusak bangunanmu
Berjuta batu bata yang tersusun rapih atas nama impian

Kini lelahku malah mempertebal garis batasmu
Karena sedekat apapun dua buah titik tetap akan melukiskan sebuah garis batas
Tiada lagi keberanian abadi...
Yang ada hanyalah garis-garis batas dalam suatu ruang..
Ruang kosong yang penuh dengan tanya

Iya..kini aku mengerti...
Bagaimana sulitnya mempercayai seorang arsitek garis batas
Mungkin seharusnya aku biarkan ruangan itu kosong
Bukan berarti aku menyerah tetapi aku hanya berhenti melukisnya
Dan seharusnya sejak saat itu......
Aku berhenti mengartikan teka-teki yang aku tidak mengerti
Sebab aku bukan penerjemah yang baik
Aku hanya seorang arsitek garis batas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hugo Münsterberg

Semut dan Belalang

Sehebat Apapun Kamu.