Seorang Pembaca

"Karena dari sekian banyaknya buku yang kamu suka, ada satu buku yang paling kamu cintai."

        Ini bukan tentang kedua orang yang saling mencintai namun beberapa kali terpisah karena kurang berani untuk mengungkapkan. Dan juga bukan tentang dua orang yang berpisah karena ruang dan waktu. Tetapi, ini mengenai terkadang kenyataan tidak seperti yang kita harapkan. Tapi, semua harapan itu akan disatukan oleh takdir yang entah kapan, yang jelas pasti akan datang. Ini semua terasa seperti ada seseorang yang menunggumu di depan sana.

        Sama seperti air, sama seperti perahu kertas. Kamu mungkin berharap akan ada orang yang menemukannya lalu mengerti tentang isi tulisan-tulisanmu. Tulisan-tulisan gila yang sempat menghantui isi otakmu belakangan ini. Kamu terus menulis seakan kata-kata itu merasukimu begitu dalam sehingga kamu hanya bisa merasakan tanganmu tetap menulis. Semua terasa begitu nyata. Kamu berharap tulisanmu dapat dipahami oleh pembacamu, berharap mereka bisa memahami arti dari setiap kata yang kamu goreskan di secarik kertas. Kebahagiaan sejatimu adalah ketika kamu menemukan seseorang yang benar-benar memahami arti dari tulisanmu. Dari tulisan, dia dapat melihat kamu yang sebenarnya. Dari tulisan, dia dapat mendengarkan kata yang tidak pernah berhasil untuk kamu ungkapkan.

        Sayangnya, menemukan pembaca seperti itu bukan persoalan yang mudah dan singkat waktunya. Aku bisa saja menuliskan kata-kata di bawa derasnya hujan ataupun teriknya matahari. Situasi tidaklah lagi penting dimana, kapan, bagaimana aku akan menuliskan harapan-harapanku. Hanya saja, ada bahagia yang tersirat ketika aku menemukan pembaca yang mengerti apa maksud tulisanku. Hanya ada satu pembaca yang ditakdirkan untuk bisa benar-benar mengerti. Diantara barisan-barisan mata yang menatap, senyum yang menyapa, hanya ada dua mata yang akan benar-benar memperhatikan dan hanya ada satu bibir yang benar-benar akan tersenyum tulus.

        Aku mengalirkan semua kata-kataku untuk mencari seorang pembaca sejati untukku. Aku mengalirkan kata-kataku yang tertuang pada selembar kertas pada semua tempat. Berusaha membuat koneksi dengan pembaca sejati untuk tulisan-tulisanku yang terkadang sulit dipahami. Namun, terkadang hal itu sia-sia saja. Banyak orang yang mengaku bahwa mereka adalah pembaca sejatiku. Tetapi, pada kenyataannya mereka tidak sungguh-sungguh ingin membacanya. Mereka hanya tertarik dengan isi dari tulisan-tulisanku bukan karena melihat aku di dalam tulisanku. Mereka bukan pembaca sejatiku karena mereka tidak pernah memahami bahwa aku menuangkan jiwaku kedalam tulisan-tulisanku.

        Semua air laut dan sungai akan bersatu di estuari. Semua perahu pasti akan berlabuh di sebuah pelabuhan walau berlayar di tempat yang berbeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hugo Münsterberg

Semut dan Belalang

Sehebat Apapun Kamu.