2 Semusim
Pijakkan kaki, tak lagi ragu aku ukir. Tetapkan langkah dengan satu tujuan pasti. Berusaha menarik diri dari tiupan angin yang semakin kencang setiap detiknya. Cinta dan benci begitu cepat berlalu dalam semusim. Awalnya semua berjalan dengan satu tujuan. Namun putus asa selalu tercipta di antara kepastian yang telah ada. Sayangnya, kamu tidak dapat mengubah pahit menjadi manis. Bagimu, mudah mengubah sebuah keputusan, membatalkan harap seorang yang lama berdiri di sampingmu. Luka lama telah terobati sekian tahun, aku berdiri sendiri. Membalut luka sendiri, tanpa ada yang kau perlu tahu. Lebih baik begini, janganlah sampai kamu tahu apa yang harus aku lalui karena kekacauan yang telah kamu ciptakan. Berusaha keras keluar dari hampa dan kenangan yang terus melukiskan luka di dalam hati. Kamu selalu kembali setiap kamu pergi. Selalu kembali, disetiap aku telah berhasil menyembuhkan luka. Dan kembalinya kamu adalah hal yang menoreh l...